Hallo Gan, saya kembali lagi membagikan sedikit informasi yang mungkin bisa menambah sedikit wawasan kalian. Konsep blog saya yaitu berbagi atau sharing informasi, pengalaman, aktiftas, kegiatan yang mungkin memiliki nilai dan makna yang saya coba terapkan pada setiap artikel. Jadi sekali lagi saya hanyalah ingin berbagi sebagian informasi yang ada dan merangkumnya.
Banyak sekarang generasi milenial di internet yang menganggap bahwa menjadi sekuler itu keren,kemudian mulai mengejek agama mereka sendiri dengan dalih toleransi,membuat mereka terlihat inferior.
Mungkin banyak diantara mereka tidak mau menolak sekuler agar tidak dihina dengan kata-kata seperti "sobat gurun,cebong,onta,sumbu pendek dsbnya".
Sebelum kita membahas lebih jauh,saya akan menjelaskan sedikit tentang sekulerisme berdasarkan pengetahuan dan pemahaman saya.
Istilah sekulerisme muncul sekitar pertengahan abad 19,dimana saat itu warga di negara-negara Eropa mulai "takut & trauma" terhadap kekuasaan gereja yang semena-mena pada tahun-tahun sebelumnya.Mereka berdalih bahwa kekuasaan gereja sangat menentang dan mengekang perkembangan ilmu pengetahuan,mendorong keinginan mereka memisahkan kekuasaan gereja dari negara.
Sekulerisme berasal dari bahasa Latin,Saeculum,yang memiliki dua konotasi yaitu Time (masa) dan Location (tempat).Waktu dapat diartikan sebagai Now (sekarang) sementara tempat diartikan sebagai World (dunia) yang berarti sekulerimse merupakan paham keduniaan.
Perlu diketahui bahwa "sekulerisasi" dengan "sekulerisme" adalah 2 hal yang memiliki arti berbeda, meski sering diartikan sama.Sekulerisasi adalah proses pemindahan atau pergantian dari satu masa dimana agama menjadi tumpuan ke masa dimana tumpuannya adalah akal.Sementara sekulerisme merupakan pemikiran dimana segala sesuatu harus dipusatkan kepada kepentingan duniawi atau bertumpu pada akal.Bedanya apa?
Bedanya ialah sekulerisasi dapat terjadi secara "alami" karena perkembangan teknologi tanpa keinginan pelaku sendiri karena bermakna "perpindahan" sementara sekulerisme adalah pemikiran agar meninggalkan segala sesuatu yang tidak bertumpu pada akal atau duniawi.Bisa dibilang,sekulerisme bisa menyebabkan sekulerisasi,tapi tidak selalu.
Lalu,kenapa sekulerisme buruk?
Saya sedikit mengutip dari Presiden Abraham Lincoln, beliau berkata:
Banyak generasi milenial sekarang hanya karena "kegaduhan" di negara mereka,mulai menganggap bahwa memisahkan agama dan urusan kenegaraan adalah solusi.Padahal sekulerisme sama sekali tidak menghapuskan masalah mayoritas-minoritas,bahkan bisa memperburuk.
Penolakan terhadapt etinitas agama dalam kehidupan sehari-hari dapat berakibat fatal terhadap kebebasan beragama.
Akibat sekulerisme,ketika Pengadilan HAM Eropa menangani kasus pelarangan jilbab di Swiss dan Prancis menafsirkan bahwa jilbab adalah penanda identitas agama yang menunjukkan ketimpangan antar gender.
Ketika agama dipisahkan dari kehidupan,berarti agama sudah tidak punya lagi kewenangan mengatur kehidupan kita sehari-hari.Bayangkan,pejabat-pejabat yang sekarang disumpah dengan agama mereka masing-masing saja masih berani korupsi,apalagi kalau tidak disumpah.
Bayangkan kalau anda hanya memakai akal dan melakukan seks bebas,lalu berdalih "saya kan pakai kondom jadi aman hehe".Padahal harusnya anda tahu bahwa manusia ini bukan binatang yang bisa semena-mena menuruti nafsu.Bayangkan ketika segala hukum mulai diputuskan dengan akal tanpa "meminjam" kode etik suatu agama,maka akan banyak sekali kesalahan logika di dalamnya.
Mungkin saja,kalau Indonesia menjadi sekuler maka anda suatu saat dilarang memakai hijab dengan dalih "ketimpangan antar gender,simbol agama dsbnya",atau bisa saja anda dilarang beribadah di tempat kerja anda karena peraturan di tempat kerja menurut pada akal yaitu "Beribadah tidak membuatmu mendapat uang dari langit,terus bekerja!".Bisa saja anda dilarang memajang salib di ruang kerja anda dengan dalih "Tidak ada simbol agama di tempat kerja!".Bisa saja hari-hari raya seperti Nyepi tidak dihormati lagi dengan alasan "mengurangi produktivitas!".Dan masih banyak lagi yang bisa terjadi apabila semua hukum hanya berdasarkan akal tanpa "meminjam" kode etik dari agama-agama.
Lalu bagaimana mengatasi agama yang "bertentangan" dengan Sains?Saya yakin banyak dari anda berpikir seperti ini,namun menurut saya tidaklah bertentangan hanya saja sedikit sulit dipahami.Kasus ini sama seperti dimana gereja "memperalat" agama di Eropa beberapa abad silam demi meraup keuntungan.Bagi anda yang muslim,saya sarankan untuk membaca buku "Question and Answer about Faith" karangan Fethullah Gulen sendiri,karena ini sudah keluar dari konteks pembahasan diatas.
Sekulerisme adalah salah satu penyebab kemerosotan moral dan pembatasan kebebasan beragama.Janganlah anda sekalian takut dihina dengan kalimat kalimat "dasar sobat gurun,mabok agama,dsbnya".Janganlah juga anda justru menghina agama anda sendiri,membuat lelucon tentang suatu agama bahkan memancing kemarahan seseorang hanya karena agamanya.
Indonesia bukanlah negara sekuler,dan tidak akan pernah menjadi sekuler selama Pancasila sila pertama masih "Ketuhanan Yang Maha Esa".Jagalah kerukunan antar agama,tapi jangan jadi sekuler.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita. Sekian dan seperti biasa, terimakasih.
Banyak sekarang generasi milenial di internet yang menganggap bahwa menjadi sekuler itu keren,kemudian mulai mengejek agama mereka sendiri dengan dalih toleransi,membuat mereka terlihat inferior.
Mungkin banyak diantara mereka tidak mau menolak sekuler agar tidak dihina dengan kata-kata seperti "sobat gurun,cebong,onta,sumbu pendek dsbnya".
Sebelum kita membahas lebih jauh,saya akan menjelaskan sedikit tentang sekulerisme berdasarkan pengetahuan dan pemahaman saya.
Istilah sekulerisme muncul sekitar pertengahan abad 19,dimana saat itu warga di negara-negara Eropa mulai "takut & trauma" terhadap kekuasaan gereja yang semena-mena pada tahun-tahun sebelumnya.Mereka berdalih bahwa kekuasaan gereja sangat menentang dan mengekang perkembangan ilmu pengetahuan,mendorong keinginan mereka memisahkan kekuasaan gereja dari negara.
Sekulerisme berasal dari bahasa Latin,Saeculum,yang memiliki dua konotasi yaitu Time (masa) dan Location (tempat).Waktu dapat diartikan sebagai Now (sekarang) sementara tempat diartikan sebagai World (dunia) yang berarti sekulerimse merupakan paham keduniaan.
Pengertian "Secular" diterjemahkan kedalam bahasa Arab menjadi 'almany, yang memiliki arti laysa min arbab al-fann aw a-lhirfah dan kata-kata "Secularity" diterjemahkan menjadi al-ihtimam bi umur al-dunya, atau al-ihtimam bi al-'alamiyat, sedangkan "Secularize" diterjemahkan menjadi hawwal ila gharad 'alamy ay dunyawiy.
Perlu diketahui bahwa "sekulerisasi" dengan "sekulerisme" adalah 2 hal yang memiliki arti berbeda, meski sering diartikan sama.Sekulerisasi adalah proses pemindahan atau pergantian dari satu masa dimana agama menjadi tumpuan ke masa dimana tumpuannya adalah akal.Sementara sekulerisme merupakan pemikiran dimana segala sesuatu harus dipusatkan kepada kepentingan duniawi atau bertumpu pada akal.Bedanya apa?
Bedanya ialah sekulerisasi dapat terjadi secara "alami" karena perkembangan teknologi tanpa keinginan pelaku sendiri karena bermakna "perpindahan" sementara sekulerisme adalah pemikiran agar meninggalkan segala sesuatu yang tidak bertumpu pada akal atau duniawi.Bisa dibilang,sekulerisme bisa menyebabkan sekulerisasi,tapi tidak selalu.
Lalu,kenapa sekulerisme buruk?
Saya sedikit mengutip dari Presiden Abraham Lincoln, beliau berkata:
“We have forgotten God.We have forgotten the gracious hand which preserved us in peace...and we have vainly imagined,in the deceitfulness of our hearts,that all these blessings were produced by some superior wisdom and virtue of our own.Intoxicated with unbroken success,we have become too self-sufficient to feel the necessity of redeeming and preserving grace,too proud to pray to the God that made us.”
Banyak generasi milenial sekarang hanya karena "kegaduhan" di negara mereka,mulai menganggap bahwa memisahkan agama dan urusan kenegaraan adalah solusi.Padahal sekulerisme sama sekali tidak menghapuskan masalah mayoritas-minoritas,bahkan bisa memperburuk.
Penolakan terhadapt etinitas agama dalam kehidupan sehari-hari dapat berakibat fatal terhadap kebebasan beragama.
Akibat sekulerisme,ketika Pengadilan HAM Eropa menangani kasus pelarangan jilbab di Swiss dan Prancis menafsirkan bahwa jilbab adalah penanda identitas agama yang menunjukkan ketimpangan antar gender.
Ketika agama dipisahkan dari kehidupan,berarti agama sudah tidak punya lagi kewenangan mengatur kehidupan kita sehari-hari.Bayangkan,pejabat-pejabat yang sekarang disumpah dengan agama mereka masing-masing saja masih berani korupsi,apalagi kalau tidak disumpah.
Bayangkan kalau anda hanya memakai akal dan melakukan seks bebas,lalu berdalih "saya kan pakai kondom jadi aman hehe".Padahal harusnya anda tahu bahwa manusia ini bukan binatang yang bisa semena-mena menuruti nafsu.Bayangkan ketika segala hukum mulai diputuskan dengan akal tanpa "meminjam" kode etik suatu agama,maka akan banyak sekali kesalahan logika di dalamnya.
Mungkin saja,kalau Indonesia menjadi sekuler maka anda suatu saat dilarang memakai hijab dengan dalih "ketimpangan antar gender,simbol agama dsbnya",atau bisa saja anda dilarang beribadah di tempat kerja anda karena peraturan di tempat kerja menurut pada akal yaitu "Beribadah tidak membuatmu mendapat uang dari langit,terus bekerja!".Bisa saja anda dilarang memajang salib di ruang kerja anda dengan dalih "Tidak ada simbol agama di tempat kerja!".Bisa saja hari-hari raya seperti Nyepi tidak dihormati lagi dengan alasan "mengurangi produktivitas!".Dan masih banyak lagi yang bisa terjadi apabila semua hukum hanya berdasarkan akal tanpa "meminjam" kode etik dari agama-agama.
Lalu bagaimana mengatasi agama yang "bertentangan" dengan Sains?Saya yakin banyak dari anda berpikir seperti ini,namun menurut saya tidaklah bertentangan hanya saja sedikit sulit dipahami.Kasus ini sama seperti dimana gereja "memperalat" agama di Eropa beberapa abad silam demi meraup keuntungan.Bagi anda yang muslim,saya sarankan untuk membaca buku "Question and Answer about Faith" karangan Fethullah Gulen sendiri,karena ini sudah keluar dari konteks pembahasan diatas.
Sekulerisme adalah salah satu penyebab kemerosotan moral dan pembatasan kebebasan beragama.Janganlah anda sekalian takut dihina dengan kalimat kalimat "dasar sobat gurun,mabok agama,dsbnya".Janganlah juga anda justru menghina agama anda sendiri,membuat lelucon tentang suatu agama bahkan memancing kemarahan seseorang hanya karena agamanya.
Indonesia bukanlah negara sekuler,dan tidak akan pernah menjadi sekuler selama Pancasila sila pertama masih "Ketuhanan Yang Maha Esa".Jagalah kerukunan antar agama,tapi jangan jadi sekuler.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita. Sekian dan seperti biasa, terimakasih.